Candi Hindu di Tengah Mayoritas Muslim: Agama dan Ekosistem Kebudayaan di Candi Panataran
DOI:
https://doi.org/10.30762/realita.v20i2.178Keywords:
Ekosistem Kebudayaan; Situs Keagamaan; Candi PanataranAbstract
Artikel ini mengupas perlakuan masyarakat mayoritas Muslim terhadap situs keagamaan minoritas. Biasanya, eksistensi situs suatu agama menunjukkan warga penganut agama tersebut di suatu daerah. Akan tetapi, candi Hindu Panataran memperlihatkan sesuatu yang berbeda. Meskipun canti ini adalah termasuk candi Hindu, tetapi mayoritas penduduk di sekitarnya adalah beagama Islam. Mereka yang beragama Hindu, bahkan Islam, masih mengunjungi candi ini. Tidak semata-mata untuk rekreasi, tetapi juga untuk mengikuti ritual keagamaan. Kenyataan ini memicu pertanyaan, bagaimana sebuah candi Hindu masih bias hidup sebagai situs keagamaan di tengah masyarakat mayoritas beragama Islam? Untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan ini, peneliti melakukan pengamatan pada wilayah sekitar candi, wawancara dengan para pemangku situs dan warga sekitar. Fenomena tersebut tidak lain adalah ekspresi ‘culturalized religion’ yang diwujudkan dalam ekosistem kebudayaan.
Downloads
References
Adiyanto. (2021). Habitus dan Praktik Aktor dalam Arena Pemajuan Kebudayaan. Biokultur, 10(1), 15–25. https://doi.org/10.20473/bk.v10i1.27799
Ariyoga, I. N. (2021). Sinkretisme Siwa-Buddha dalam Lontar Candra Bherawa. Dharmasmrti: Jurnal Ilmu Agama & Kebudayaa, 21(1), 63–71. https://doi.org/10.32795/ds.v21i1.1665
Al-Amri, L., & Haramain, M. (2017). Akulturasi Islam dalam Budaya Lokal. Kuriositas: Media Komunikasi Sosial Dan Keagamaan, 11(2), 191–204. https://doi.org/10.35905/kur.v10i2.594
Astor, A., & Mayrl, D. (2020). Culturalized Religion: A Synthetic Review and Agenda for Research . Journal for the Scientific Study of Religion, 59(2), 209–226. https://doi.org/10.1111/jssr.12661
Atmy, Y. (2021). Dampak Pemanfaatan Candi Panataran di Bidang Agama, Kebudayaan, dan Pariwisata. Tumotowa, 4(1), 45–60. https://doi.org/10.24832/tmt.v4i1.86
Atsar, A. (2017). Perlindungan Hukum terhadap Pengetahuan dan Ekspresi Budaya Tradisional untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Ditinjau dari UU No. 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan dan UU No. 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta. Jurnal Law Reform, 13(2), 284–299. https://doi.org/10.14710/lr.v13i2.16162
Bungin, Burhan. (2007). Metodologi penelitian kualitatif : Aktualisasi metodologis ke arah ragam varian kontemporer. Jakarta : Grafindo persada
Darmadi, H. (2016). Dayak Asal-usul dan Penyebarannya di Bumi Berneo. Sosial Horizon: Jurnal Pendidikan Sosial, 3(2), 322–340. https://doi.org/10.31571/sosial.v3i2.376
Disbudpar Kab. Blitar. (2020). Perayaan Hari Wuku Galungan di Candi Penataran. https://disbudpar.blitarkab.go.id/perayaan-hari-wuku-galungan-di-candi-penataran/
Fanani, Z., Bahruddin, M., & Yurisma, D. Y. (2016). Perancangan Branding Candi Palah Penataran Blitar Berbasis Sejarah sebagai Upaya Meningkatkan Kesadaran Masyarakat. JUNO: Jurnal Art Nouveau, 5(2), 111–118.
H.J. de Graaf. (1963). The Origin of the Javanese Mosque. Journal of Southeast Asian History, 4(1). https://doi.org/10.1017/S0217781100000727
Joppke, C. (2018). Culturalizing Religion in Western Europe: Patterns and Puzzles. Social Compass, 65(2), 234–246. https://doi.org/10.1177/0037768618767962
Kieven, L. (2010). Hanuman, the Flying Monkey: The Symbolism of the Ramayana Reliefs at the Main Temple of Candi Panataran. In A. Acri, H. M. Creese, & A. Griffiths (Eds.), From Lanka Eastwards: The Ramayana in the Literature and Visual Arts of Indonesia (pp. 209–232). Brill. https://doi.org/10.1163/9789004253766_011
Kieven, L. (2013). Following the Cap-Figure in Majapahit Temple Reliefs. Brill.
Kinney, A. R. (2003). Worshiping Siva and Buddha: The Temple Art of East Java. University of Hawai’i Press.
Klokke, M. J. (2000). The Krsna Reliefs at Panataran a Visual Version of the Old Javanese Krsnayana. In M. J. Klokke (Ed.), Narrative Sculpture and Literary Traditions in South and Southeast Asia (pp. 19–41). Brill. https://doi.org/10.1163/9789004502642_004
Kristiawan, A. P. (2021). Pengembangan Wisata Berbasis Cagar Budaya di Kompleks Percandian Penataran Kabupaten Blitar. Jurnal Altasia: Jurnal Pariwisata Indonesia, 3(2), 67–76. https://doi.org/10.37253/altasia.v2i2.4964
Laniel, J.-F. (2016). What “Cultural Religion” Says about Secularization and National Identity: A Neglected Religio-Political Configuration. Social Compas, 63(3), 372–388. https://doi.org/10.1177/0037768616654236
Luthfi, K. M. (2016). Islam Nusantara: Relasi Islam dan Budaya Lokal. Shahih: Journal of Islamicate Multidisciplinary, 1(1), 1–12. https://doi.org/10.22515/shahih.v1i1.53
Munthahana, J., & Budiarto, M. T. (2020). Ethnomathematics Exploration in Panataran Temple and Its Implementation in Learning. Indonesian Journal of Science and Mathematics Education, 3(2), 196–209. https://doi.org/10.24042/ijsme.v3i2.6718
Murwonugroho, W., & Miftakhuddin. (2020). Kajian Rupabheda: Tokoh-tokoh Sri Tanjung pada Relief Candi Penataran. Panggung: Jurnal Seni Budaya, 30(2), 289–306. https://doi.org/10.26742/panggung.v30i2.953
Noventari, W., & Pratama, A. Y. (2019). Analisis Strategi Kebudayaan dalam Undang-undang Nomor 5 tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan dalam Rangka Memperkokoh Bingkai Integrasi Nasional. Maksigama: Jurnal Ilmiah Hukum, 13(1), 1–14.
Patterson, O. (2014). Making Sense of Culture. Annual Review of Sociology, 40, 1–30. https://doi.org/10.1146/annurev-soc-071913-043123
Pradisa, A. P. S. (2017). Perpaduan Budaya Islam dan Hindu dalam Masjid Menara Kudus. Seminar Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia (IPLBI), 213–218. https://doi.org/10.32315/sem.1.a213
Ridwanulloh, M. U., Armidha, N. S. A., Mujib, A.., & Surur, A. M. (2022). Implementasi Pendidikan Multikultural Jurusan IPS SMA A.Wahid Hasyim melalui Wisata Edukasi ke Candi Penataran Kab. Blitar. Realita: Jurnal Penelitian Dan Kebudayaan Islam, 20(1), 1–16. https://doi.org/10.30762/realita.v20i1.97
Rustarmadi. (2012). Ragam Hias pada Pendapa Teras Candi Panataran di Blitar. Harmonia: Journal of Arts Research and Education, 12(2), 173–180. https://doi.org/10.15294/harmonia.v12i2.2526
Sahlins, M. D. (2000). Culture in Practise: Selected Essays. Zone Books.
Santiko, H. (2012). Candi Panataran: Candi Kerajaan Masa Majapahit. Kalpataru: Majalah Arkeologi, 21(1). https://doi.org/10.24832/kpt.v21i1.103
Sardjono, A. (2019). HKI dan UU Pemajuan Kebudayaan. Journal of Intellectual Property, 2(2), 45–61.
Setiono, L. H., & Sabana, S. (2016). Discourse Analysis on Historical Artifacts in Candi Panataran, Blitar-East Java. International Journal of Social Science and Humanity, 6(9), 734–741. https://doi.org/10.18178/ijssh.2016.6.9.742
Soekmono. (1974). Candi: Fungsi dan Pengertiannya. Universitas Indonesia.
Stutterheim, W. (1931). The Meaning of the Hindu-Javanese Candi. Journal of the American Oriental Society, 51(1). https://doi.org/10.2307/593214
Sulaiman, U. A., & Setyawan. (2016). Gaya Berbusana Pria dan Wanita pada Relief Candi Panataran. Texfile: Journal of Textile, 3(1), 1–16.
Theodore G. Th. Pigeaud. (1960). Java in the 14th Century: A Study in Cultural History. Springer Dordrecht. https://doi.org/10.1007/978-94-011-8774-9
Tim Ditjenbud. (2000). Strategi Pembinaan dan Pengembangan Kebudayaan Indonesia. Direktorat Jenderal Kebudayaan.
Undang-undang Republik Indonesia tentang Pemajuan Kebudayaan, Pub. L. No. Nomor 5 Tahun 2017 (2017).
Woodward, M. (2017). Islam Nusantara: A Semantic and Symbolic Analysis. Heritage of Nusantara: International Journal of Religious Literature and Heritage, 6(2), 181–199. https://doi.org/10. 31291/ hn. v6i2. 398
Yampolsky, P. (1995). Forces for Change in the Regional Performing Arts of Indonesia. Biijdragen Tot de Taal-, Land- En Volkenkunde, 151(4), 700–725. https://doi.org/10.1163/22134379-90003035
Zulkifli, A., & Azhari, A. (2018). Perlindungan Objek Pemajuan Kebudayaan Menurut Undang-undang Nomor 5 Tahun 2017. Doktrina: Journal of Law, 1(1), 56–68. https://doi.org/10.31289/doktrina.v1i1.1611
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2022 Akhmad Rizqon Khamami, Firda Azmi Nur Aini
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.